Minggu, 05 Januari 2014

Meningkatnya Kemiskinan di Indonesia


Salah satu tujuan utama dari pembangunan yang dilakukan pemerintah—pusat maupun daerah—adalah terwujudnya kesejahteraan rakyat. Terkait dengan hal ini, dibutuhkan indikator atau ukuran kuantitatif yang merepresentasikan fakta—bukan hanya bahasa verbal yang boleh jadi subyektif dan dibonceng opini—untuk menilai apakah tujuan tersebut berhasil diwujudkan atau tidak. Jika berhasil diwujudkan, seberapa besar tingkat keberhasilannya? Juga perlu diukur secara kuantitatif.
Salah satu indikator yang lazim digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan adalah statistik (baca: data) kemiskinan.  Penggunaan indikator ini didasarkan pada logika sederhana: jika pemerintah berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat, karuan saja jumlah orang miskin bakal berkurang atau dengan kata lain kehidupan ekonomi mereka semakin baik alias lebih sejahtera.
Catatan untuk Jokowi
Ihwal pengentasan masyarakat dari kemiskinan, capain Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Joko Widodo, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Jokowi, boleh dibilang, cukup memuaskan meskipun dengan sejumlah catatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2013, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta mencapai 354,19 ribu orang atau sekitar 3,55 persen dari total penduduk. Jika dibandingkan dengan kondisi pada September  2012, itu artinya jumlah penduduk miskin telah berkurang  sebesar 12,51 ribu orang atau sekitar 0,15 persen (lihat peraga). Fakta ini menunjukkan, semenjak dilantik sebagai gubernur terhitung sejak 15 Oktober 2012, Jokowi boleh dibilang cukup berhasil dalam menurunkan tingkat kemiskinan di DKI Jakarta—meskipun dengan penurunan yang tipis.
Sayangnya, meskipun jumlah penduduk miskin berkurang , kondisi kemiskinan justru kian parah dan dalam. Dengan kata lain, kondisi kehidupan ekonomi penduduk yang masih bergelut dengan kemiskinan justru kian memburuk. Hal ini terkonfirmasi oleh perkembangan indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index) dan indeks keparahan kemiskinan (severity poverty index) yang meningkat dibanding kondisi pada September 2012 (lihat peraga).


Analisis :

Masalah kemiskinan tidak hanya mengganggu proses pembangunan tetapi juga akan menimbulkan kerawanan social dan menghambat pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menunjang keberhasilan pembangunan bangsa di masa depan. Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya pemberian kredit kepada petani, kredit usaha kecil kepada penngusaha kecil, dll. Pemerintah juga seharusnya memberikan dana kepada masyarakat miskin untuk membantu mengembangkan usahanya sehingga dapat memiliki usaha tetapvdan terlepas dari belenggu kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar