Minggu, 05 Januari 2014

Bursa Indonesia Salah Satu yang Terburuk di Regional


JAKARTA, KOMPAS.com 

Bursa Indonesia tercatat sebagai salah satu yang terburuk di regional bila dilihat dari perkembangan indeks maupun nilai kapitalisasi pasar selama tahun 2013 ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan terkait perkembangan indeks bursa regional hingga 27 Desember 2013, bursa Jepang Nikkei225 masih mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 51,37 persen. Indeks Nikkei225 pada 27 Desember 2013 mencapai 16.178,940 sementara pada 2 Januari 2013 mencapai 10.688.

Menyusul Nikkei22, pertumbuhan bursa China Shenzhen mencatat posisi kedua tertinggi dengan persentase pertumbuhan 19,72 persen. Indeks Shenzhen pada 27 Desember 2013 mencapai 1.050,853 sementara pada 2 Januari 2013 mencapai 877,76.

"Di regional, Filipina yang positif. Bursa Indonesia masih mencatat pertumbuhan negatif, mencapai -3,07 persen. Indeks pada 27 Desember 2013 mencapai 4,212,980 sementara pada Januari 4.346,48," kata Nurhaida pada konferensi pers akhir tahun 2013 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (30/12/2013).

Nurhaida menyatakan gejolak yang terjadi di indeks bursa Indonesia maupun regional akibat tekanan baik domestik maupun global. "Tekanan dan sentimen negatif terjadi cukup tajam baik karena kondisi global maupun domestik," kata dia.

Adapun terkait nilai kapitalisasi pasar bursa efek regional, bursa Jepang kembali mencatat pertumbuhan tertinggi per 27 Desember 2013, yakni 25,39 persen. Nilai kapitalisasi pada 26 Desember 2013 mencapai 4.536,341 juta dollar AS, sementara pada awal Januari 2013 mencapai 3.617,778 juta dollar AS.

Pasar bursa Indonesia mencatat pertumbuhan paling rendah, yakni -20,85 persen. Nilai kapitalisasi pada 26 Desember 2013 mencapai 340,429 juta dollar AS, sementara pada 2 Januari 2013 tercatat sebesar 430.094 juta dollar AS. "Agak banyak saham-saham yang harganya cukup tinggi namun penurunannya cukup signifikan," kata Nurhaida.



Analisis Masalah

Berdasarkan artikel diatas mengenai kenaikan Bursa Efek Regional, Indonesia menjadi negara terburuk bila dibandingkan dengan negara yang berada di kawasan Asia Tenggara lainnya, dan negara dengan kenaikan terbaik adalah Jepang dengan tingkat kenaikan sebesar 51,37 persen . Setelah itu ada China dengan tingkat kenaikan sebesar 19,72 persen, sedangkan Indonesia mengalami poertumbuhan yang negatif yang dicatat sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan terburuk untuk tiap tahun nya .

Penyebab kenaikan yang negatif terhadap perkembangan Bursa Efek di Indonesia karna untuk tahun ini nilai rupiah yang semakin melemah terhadap nilai dollar, hal ini berakibat bahwa banyak perusahaan yang menjadi emiten di Bursa Efek mengalami penurunan nilai jual saham karna nilai nominal saham yang ikut menurun dan kondisi perusahaan yang mengalami gejolak terhadap perusahaan nya, selain itu banyak investor yang malah menjual kembali saham nya dan menyimpan dana nya untuk ditahan sampai nilai rupiah kembali stabil.


Selain itu menurut Nurhaida menyatakan gejolak yang terjadi di indeks bursa Indonesia maupun regional akibat tekanan baik domestik maupun global. "Tekanan dan sentimen negatif terjadi cukup tajam baik karena kondisi global maupun domestik,"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar